Beranda | Artikel
Malu Kepada Malaikat
Senin, 21 September 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Malu Kepada Malaikat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Aktualisasi Akhlak Muslim. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 2 Shafar 1442 H / 21 September 2020 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Malu Kepada Malaikat

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa malu ini merupakan kebaikan.

الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ

“Malu itu bagus seluruhnya.” (HR. Muslim)

Malu ini merupakan salah satu ukuran dari iman. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

الْحَيَاءُ وَالْإِيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ الْآخَرُ

“Bahwa malu dan iman itu selalu bergandengan. Jika salah satu dari keduanya terangkat, maka yang lainnya juga ikut terangkat.” (HR. Hakim)

Jika rasa malu hilang, maka iman juga hilang, demikian juga sebaliknya. Maka dari itu malu ini harus menjadi salah satu akhlak yang mesti kita tanamkan pada diri kita dan kita tanamkan kepada anak-anak kita dan anak didik kita.

Sebagai seorang mukmin, maka akhlak yang harus menonjol pada diri mereka adalah malu. Karena ini merupakan salah satu dari cabang iman. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

الْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

“Malu ini merupakan bagian dari keimanan.” (HR. Muslim)

Dan malu inilah yang merupakan perhiasan bagi seorang mukmin, ibarat mahkota yang ada di kepalanya, dia akan mulia dengan sifat ini dan kemuliaan akan terangkat apabila sifat ini terangkat dari seseorang. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

مَا كَانَ الحَيَاءُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ

“Tidaklah rasa malu ada pada seseorang melainkan akan membuatnya menjadi hiasan bagi orang tersebut.” (HR. At-Tirmidzi)

Inilah rasa malu yang mesti dimiliki oleh seorang mukmin.

Maka dari itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan ultimatum terhadap orang-orang yang tidak memiliki rasa malu.

إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Jika engkau tidak punya malu, maka lakukanlah sesukamu.” (HR. Bukhari)

Orang yang memperturutkan hawa nafsunya, tidak punya rasa malu, mengikuti apa yang didorong oleh nafsu syahwatnya, ini adalah orang-orang yang sudah tercabut urat malu dari dirinya. Maka dia bebas melakukan apapun tanpa ada pertimbangan, tanpa ada bimbingan ilmu, tanpa ada bimbingan iman, sehingga perilaku, tindakan dan kata-katanya, apapun yang keluar darinya itu adalah sesuatu yang buruk. Tentunya kita tidak ini diri kita seperti itu.

Maka dari itu perlu seorang mukmin menanamkan sifat ini pada dirinya, yaitu punya rasa malu. Ini yang akan mencegahnya dari banyak keburukan, dari kata-kata yang tidak baik, dari kata-kata yang buruk, dari kata-kata yang keji, karena dia malu mengucapkan kata-kata yang buruk. Malu jua akan mencegahnya dari perilaku yang menyimpang. Malu dia berbuat sembarangan, malu berbuat tidak senonoh dan sejenisnya. Jadi malu adalah benteng yang akan melindungi seorang hamba.

Kita telah membahas beberapa jenis malu. Salah satunya adalah:

Malu kepada Allah

Malu kepada Allah adalah dsar dari semua malu, malu kita kepada makhluk, malu kita kepada sesama, itu semua didasari dengan malu kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Melihat, Maha Mengawasi, Maha Menyaksikan, Maha Mendengar apa yang kita lakukan, apa yang kita ucapkan. Tentunya ini akan membuat seseorang hamba selalu menyertakan rasa malu ini di dalam kehidupannya, karena dia malu kepada Rabbnya.

Malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat seseorang malu berbuat maksiat walaupun dia tidak dilihat oleh manusia. Dan hal ini sangat efektif dan merupakan pasangan dari muraqabah (merasakan kehadiran Allah Subhanahu wa Ta’ala). Karena sifat muraqabah ini perlu didukung dengan rasa malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kadang-kadang jika muraqabah tidak disertai rasa malu, maka seorang hamba diam-diam dia melakukan maksiat tanpa diketahui oleh orang lain, walaupun dia tahu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyaksikannya.

Ketika dia punya rasa malu ini, maka ini akan mencegah atau menahan dirinya dari perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat tersebut. Dan dia dapat menanamkan takwa dimanapun dia berada. Seperti pesan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

“Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada.” (HR. Tirmidzi)

Itulah makna yang hakiki dari “takwa dengan sebenar-benar takwa”, yaitu takwa dalam segala kondisi, baik di tengah-tengah keramaian, di hadapan manusia, maupun ketika seorang diri.

Malu Kepada Malaikat

Diantara bentuk malu yang mesti kita miliki adalah malu kepada malaikat, makhluk-makhluk ghaib yang wajib kita imani dan merupakan salah satu cabang dari iman. Merupakan salah satu rukun iman adalah engkau beriman kepada malaikat-malaikat Allah. Mereka adalah makhluk yang ada di sekitar kita.

Diantara sifat malu yang harus dimiliki dan dipupuk oleh setiap hamba mukmin adalah malu kepada para malaikat. Mereka adalah hamba-hamba yang mulia, tidak pernah bermaksiat dan senantiasa taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap mukmin harus malu kepada malaikat yang hadir di sekelilingnya, sekalipun tidak terlihat oleh kedua mata. Itulah sebabnya kita wajib mengimani keberadaan mereka.

Ada malaikat yang menurunkan karunia Allah ke bumi untuk para hambaNya, ada malaikat yang mencatat amal manusia, malaikat yang menyertai manusia, ada malaikat-malaikat yang menghadiri majelis-majelis ilmu dan banyak lagi tugas-tugas malaikat yang tidak ada yang tahu jumlahnya dan tugasnya selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ

Dan tidak ada yang tahu tentara-tentara Allah ini kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.” (Al-Muddatstsir[74]: 31)

Dan tidak ada manusia yang lebih hina daripada orang yang tidak malu kepada para malaikat, sehingga tidak menghormati dan memuliakan makhluk Allah ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut mereka sebagai hamba-hamba yang mulia, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ ﴿١٠﴾ كِرَامًا كَاتِبِينَ ﴿١١﴾ يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ ﴿١٢﴾

Dan sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi amal perbuatanmu, makhluk yang mulia di sisi Allah dan mencatat segala amal perbuatanmu. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infitar[82]: 10-12)

Maka menanamkan rasa ini pada diri kita akan sangat efektif untuk mencegah dan menahan diri dari perbuatan dosa.

Bagimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian Tentang Malu Kepada Malaikat

Download mp3 yang lain tentang Aktualisasi Akhlak Muslim di sini.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49074-malu-kepada-malaikat/